Banyuwangi Raih Tiga Penghargaan pada Inotek Award 2025
SURABAYA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi pelayanan publik. Pada ajang Anugerah Inovasi Daerah dan Inovasi Teknologi (Inotek Award) 2025 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Banyuwangi berhasil memborong tiga penghargaan sekaligus.
Penghargaan tersebut diraih melalui tiga program unggulan. Inovasi Kanggo Riko meraih juara 2 kategori Inovasi Daerah. Program Klik Sekati (Klinik Kesehatan Ikan dan Lingkungan) dari Dinas Perikanan masuk dalam 15 besar kategori Inovasi Teknologi berbasis website dan mobile apps. Sementara inovasi Janji Cinta—pengolahan daun kelor menjadi kudapan siap makan—berhasil meraih juara 2 Agribisnis.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Surabaya, Kamis (13/11/2025). Pemprov Jatim memberikan apresiasi tersebut atas inovasi Banyuwangi yang dinilai berdampak nyata dan berkelanjutan.
“Terima kasih kepada Pemprov Jatim atas apresiasi ini. Penghargaan ini menjadi penyemangat kami untuk terus menghadirkan inovasi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Ipuk.
Inovasi Kanggo Riko, yang berarti “Untuk Anda”, merupakan gagasan Bupati Ipuk dalam meningkatkan kemandirian ekonomi ribuan rumah tangga miskin, khususnya perempuan kepala keluarga. Program ini telah memberikan manfaat bagi 8.788 penerima, sekaligus memfasilitasi mereka dengan BPJS.
Sementara itu, Klik Sekati hadir sebagai platform digital dalam menjaga ekosistem perikanan melalui pemantauan kesehatan ikan dan kualitas lingkungan, sehingga mendukung keberlanjutan sektor perikanan lokal.
Inovasi Janji Cinta (Jajanan Jelly Inovatif kaya Collagen aktivator, vitamIN, proteIN, trace mineral, dan antioksidan) digagas oleh tim RSUD Blambangan. Program ini mengintegrasikan aspek kesehatan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat dengan mendorong warga menanam kelor. RSUD membeli daun kelor dari warga dengan harga Rp6.000 per kilogram.
Kepala Instalasi Farmasi dan Ketua Tim Inovasi RSUD Blambangan, Apt. Ari Kurnianingsih, menjelaskan bahwa daun kelor kemudian diolah menjadi jeli bergizi tinggi. Produk tersebut sebagian diberikan kepada pasien anak penderita gizi buruk dan ibu hamil anemia, sementara sisanya dijual sebagai pangan fungsional.
“Sekitar 500 bibit kelor sudah kami bagikan ke warga desa. Daun kelor yang dihasilkan kami beli untuk diolah menjadi produk superfood seperti jeli. Selain fokus pada inovasi kesehatan, ini juga memberdayakan masyarakat desa dan menambah penghasilan, khususnya bagi ibu-ibu,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.







