Pemuda Desa Sampaikan “Surat Cinta” untuk Karang Taruna Banyuwangi: Desak Pemerataan dan Perbaikan Tata Kelola

Pemuda Desa Sampaikan Surat Cinta untuk Karang Taruna Banyuwangi

Platmerah.com, BANYUWANGI – Tiga perwakilan Karang Taruna desa dan kelurahan di Banyuwangi menyerahkan dokumen aspiratif bertajuk “Surat Cinta untuk Karang Taruna Kabupaten Banyuwangi” dalam pertemuan yang digelar di Ruang Kopian, Minggu malam (4/10/2025).

Dokumen tersebut merupakan hasil konsolidasi pemuda dari Desa Kedungringin, Desa Kedungrejo, dan Kelurahan Klatak, yang menyoroti perlunya evaluasi, transparansi, hingga pemerataan pembinaan organisasi Karang Taruna di seluruh wilayah kabupaten.

Ketua Karang Taruna Kabupaten Banyuwangi, Rizki Alfian, menyambut positif kritik dan harapan tersebut. Ia menyatakan komitmennya membuka ruang diskusi dan pembenahan internal organisasi.

“Kami sangat berterima kasih atas apresiasi dan aspirasi yang disampaikan. Ini adalah masukan penting agar Karang Taruna ke depan bisa lebih baik dan menyentuh semua lapisan,” ujar Rizki.

18 Poin Aspirasi, Dari Evaluasi Hingga Pemerataan

Dalam dokumen aspirasi tersebut, terdapat 18 poin tuntutan yang mencakup antara lain:

  • Evaluasi berkala kinerja organisasi,
  • Transparansi dan birokrasi yang sistematis,
  • Perbaikan administrasi,
  • Pemerataan pembinaan hingga tingkat desa,
  • Penguatan fungsi Karang Taruna sebagai pelayan masyarakat, bukan sekadar seremonial.

“Aspirasi ini lahir dari semangat konsolidasi pemuda yang ingin melihat Karang Taruna berjalan sesuai nilai AD/ART dan prinsip partisipatif,” ujar Afa, perwakilan dari Desa Kedungringin.

Afa juga mengapresiasi kegiatan Bulan Bakti Karang Taruna yang digelar di Pantai Cemara, Kecamatan Muncar, dan berharap event semacam itu mampu memberikan dampak positif bagi pengembangan pariwisata lokal.

Desakan Aksi Nyata dan Kegiatan Inklusif

Sementara itu, Kiki dari Desa Kedungrejo menekankan perlunya langkah konkret pasca aspirasi. Ia mengajak Karang Taruna Kabupaten memfasilitasi kegiatan pemuda yang bersifat menyatukan, seperti olahraga dan kegiatan sosial.

“Jangan sampai kegiatan hanya jadi formalitas. Pemuda kita butuh ruang gerak dan aktualisasi diri,” tegas Kiki.

Sedangkan Ardiansyah dari Kelurahan Klatak menyoroti ketidakmerataan organisasi Karang Taruna yang menyulitkan komunikasi dan administrasi di tingkat bawah.

“Kami harap Karang Taruna Kabupaten bisa mendorong pembentukan organisasi hingga ke seluruh desa. Ketika struktur desa kuat, struktur kecamatan akan terbentuk dengan sendirinya,” katanya.

Bukan Kritik Destruktif, Tapi Dorongan untuk Bergerak

Para pemuda secara tegas menyatakan bahwa “Surat Cinta” ini bukan bentuk kritik destruktif, melainkan sebuah dorongan agar Karang Taruna Kabupaten menjadi lebih responsif, inklusif, dan berdampak nyata.

“Ini adalah harapan, bukan perlawanan. Kami ingin Karang Taruna Banyuwangi hadir sebagai kekuatan sosial yang berdaya dan membina generasi muda dari bawah,” tutup Afa.

Pertemuan ini diharapkan menjadi momentum awal reformasi organisasi Karang Taruna di Banyuwangi, agar lebih adaptif terhadap kebutuhan dan dinamika generasi muda hari ini.

Tinggalkan Balasan

Tutup